Selasa, 04 Februari 2014

Mitratel Dilepas, Posisi Tawar Telkom Berkurang

Mitratel Dilepas, Posisi Tawar Telkom Berkurang

Mitratel Dilepas, Posisi Tawar Telkom Berkurang
PT TelkomBesar Kecil Normal
TEMPO.COJakarta -- Rencana penjualan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom, PT Dayamitratel (Mitratel), perusahaan yang bergerak di bidang penyedia infratruktur dan menara komunikasi, berpotensi mengurangi posisi tawar perusahaan plat merah itu di masa depan. Alasannya, kata Koordinator Advokasi dan Investigasi Seknas FITRA, Uchok Sky Khadafi, Mitratel adalah perusahaan yang sangat menguntungkan dengan margin laba bersih sekitar 20 persen.

"Telkom sangat mudah mendapatkan pendanaan dari pasar finansial, jadi buat apa anak perusahaanya dijual," kata Uchok melalui siaran persnya yangi dikirim, Selasa, 31 Desember 2013.

Dia menuturkan Telkom memiliki nilai pasar Rp225 triliun atau hampir 7 kali lipat dari perusahaan-perusahaan menara seperti Tower Bersama atau Sarana Menara. Alasan bahwa penjualan menara untuk memudahkan Telkomsel mendapatkan pendanaan, dirasa Uchok sangat tidak tepat.

Uchok menambahkan Mitratel juga memiliki captive market yang sangat besar, yaitu Telkom dan Telkomsel. Dia meminta perusahaan milik negara itu belajar dari Indosat yang telah menjual 4500 menara ke Tower Bersama.

“Yang terjadi adalah Tower Bersama membukukan laba yang sangat besar dengan marginlaba hampir 50 persen," ujar Uchok. Sebaliknya, Indosat mencatat kerugian yang sangat besar Rp1.7 triliun dalam sembilan bulan 2013. Kerugian yang diderita, antara lain karena meningkatnya biaya sewa menara.

Kritikan terhadap rencana penjualan ini juga dilontarkan oleh Anggota Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat, Atte Sugandi. "Ada skenario Telkom yang memberikan kepercayaan kepada Tower Bersama, sementara Mitratel dikurangi," ujar politikus Partai Demokrat ini. Atte meminta jajaran direksi dan komisaris Telkom melihat dengan jernih permasalahan ini.

Menurut dia, kalau dibeli perusahaan akan melanggar Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Bila dijual, kata Atte, justru sangat merugikan Telkom sebagai perusahaan negara.

Ketua Komisi BUMN yang juga politikus Golkar, Airlangga Hartarto menilai total aset Mitratel sebesar Rp 7,44 triliun. Jika dioptimalkan melalui penawaran perdana saham kepada publik, nilai asetnya bisa naik dua kali lipat menjadi Rp 15 triliun. Jika dilepas ke publik, pemerintah masih akan memiliki saham 51 persen.

Sebaliknya, kata dia, jika sahamnya dijual ke investor, harganya akan jauh lebih rendah. "Ini merupakan aset-aset strategis, bisnis TelkomVision dan tower telekomunikasi adalah bisnis masa depan," ujar Airlangga.

Sebelumnya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. akan melepas PT Dayamitra Telekomunikasi, salah satu anak usahanya, tahun 2014. Saat ini perseroan tengah mempertimbangkan berbagai tawaran dari calon mitra strategisnya. Dalam rencana tersebut perseroan memilki dua opsi. Opsinya mencari mitra strategis untuk mengambil alih Mitratel atau menjual sebagian saham ke perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar