Jumat, 29 Juli 2011

Petir di Sekitar Menara BTS

SIARAN dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam harian ini (SM, 26/01/11) memberikan peringatan kepada warga Semarang dan sekitarnya agar mewaspadai potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.

Fenomena alam seperti itu biasanya terjadi tiap November, sebagaimana pada November 2008 dan 2009. Akibat dari adanya sambaran petir ke bumi ini, jaringan listrik padam dan beberapa peranti elektronik rusak.
Saat ini, seiring pesatnya teknologi komunikasi, utamanya terkait penggunaan ponsel, kita banyak menjumpai menara base transceiver station (BTS) di dekat permukiman padat penduduk. Kehadiran menara tersebut tentu ada efek baik dan buruk. Sisi baiknya yaitu tidak ada sambaran petir secara langsung pada objek yang posisinya lebih rendah dari ketinggian menara itu.

Namun sisi buruknya, ’’jumlah’’ petir di sekitar BTS akan meningkat dan rawan terhadap induksi sambaran petir. Artinya dengan adanya menara itu maka petir lebih sering menyambar ujung atasnya. Efek induksi petir bisa mengenai alat elektronik di rumah-rumah yang letaknya di dekat menara yang tegangan kerjanya hanya berukuran miliVolt.
Untuk pengamanan peranti yang berada di sekitar BTS, pemilik menara (biasanya operator telepon seluler atau pihak yang menyewakan menara) pasti sudah menerapkan sistem pengetanahan (arde) yang baik, dengan membuat nilai tanahan kurang dari 1 Ohm.

Tapi apakah rumah-rumah penduduk memiliki sistem pengetanahan yang baik?
Membaca tulisan Anies, ’’Problem Menara BTS di Perkotaan’’ (SM, 06/11/08) pada bagian awal disebutkan bahwa menara BTS telah menjadi problem perkotaan dengan isu yang dikemukakan adanya efek negatif gelombang elektromagnetik. Namun pada bagian akhir diberikan pernyataan agar masyarakat yang berada di bawah atau di sekitar menara tidak perlu cemas sebab tidak akan mengganggu kesehatan.
Dengan adanya pernyataan tersebut, secara langsung telah menjawab bahwa problem utama menara BTS bukanlah radiasi yang dipancarkan.

Justru problem utama keberadaan menara BTS di sekitar permukiman padat penduduk adalah sambaran petir yang mengenainya. Jika ada sejumlah awan bermuatan dengan medan statis yang cukup untuk mengondisikan terjadinya petir maka objek yang kali pertama tersamba adalah menara tersebut, yang strukturnya menjulang tinggi dan terbuat dari logam. Praktis jumlah sambaran petir di sekitar menara meningkat,.
Bila kita melihat ada logam lancip/ runcing di ujung menara, komponen itu bukan penangkal petir melainkan lebih tepat sebagai pemancing/ pemanggil petir.

Teorinya tinggal di bawah atau di sekitar menara akan aman karena tidak dikenai sambaran petir langsung. Hal ini sesuai dengan penelitian Whitehead yang menyatakan objek dalam radius kurang dari 2h1.09 dari menara aman dari sambaran petir langsung (JG Anderson,1987).

Sistem Pengaman

Pemilik BTS tentu sudah mengetahui dan memperhitungkan bahaya yang diakibatkan oleh sambaran petir sehingga untuk mengantisipasi kenaikan tegangan yang sangat tinggi secara tiba-tiba yang disebabkan petir, menara biasanya dilengkapi dengan sistem penyalur arus petir (grounding system = sistem pengetanahan, sistem pembumian) dan peralatan proteksi yang disebut arrester.
Jika kondisi sistem pengetanahan tidak baik, misalnya menara berlokasi di daerah bebatuan, hal ini dapat menyebabkan nilai resistensi tinggi dan tegangan akibat sambaran petir yang melewati sistem pengetanahan itu makin tinggi pula.

Untuk itu, masyarakat perlu mengetahuinya agar bisa menyiapkan tindakan preventif. Misalnya memasang sistem penyalur arus petir di atap rumah, memasang peralatan pelindung akibat tegangan petir yang disebut arrester pada peranti elektronik yang menggunakan supply tegangan rendah.

Untuk keperluan keamanan dan kenyamanan, maka nilai resistansi sistem penyalur arus petir harus diukur dan nilainya diusahakan kurang dari 1 Ohm dan untuk peranti elektronik harus dipasang arrester. Kalau secara teknis, sistem penyalur arus petir ke tanah ini sudah memenuhi syarat, masyarakat di bawah ataupun yang berada di sekitar menara boleh tidur tenang. Petir biar saja menyambar menara tapi arus sudah diberikan jalur langsung menuju ke tanah. (10)

— Abdul Syakur, kandidat doktor Fakultas Teknik Elektro UGM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar