Jumat, 12 Oktober 2012

Aksi Korporasi : XL Axiata siap menjual 8.000 menara

Aksi Korporasi

XL Axiata siap menjual 8.000 menara

 
XL Axiata siap menjual 8.000 menara
JAKARTA. PT XL Axiata Tbk berencana menjual sebagian besar menara telekomunikasi yang mereka miliki. Emiten berkode saham EXCL ini akan menjual 8.000 menara dengan nilai mencapai sekitar Rp 14 triliun.
EXCL, saat ini, menguasai 10.000 menara. Jika rencana penjualan aset itu terwujud, EXCL nanti tinggal memiliki 2.000 menara.
Direktur Utama EXCL Hasnul Suhaimi menjelaskan, perusahaannya berencana menyewa kembali menara tersebut setelah dijual kepada pihak lain. Tujuan penjualan adalah menekan biaya operasional dan pemeliharaan menara. "Daripada kami mengurusi menara, tapi biayanya besar, lebih baik kami jual saja," ungkap Hasnul, akhir pekan lalu.
Untuk menyewa satu menara, menurut Hasnul, EXCL hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 11 juta hingga Rp 15 juta per tahun. Biasanya kontrak dibuat untuk jangka waktu 10 tahun. Jadi, dalam satu tahun, emiten ini mengeluarkan biaya sekitar Rp 120 miliar untuk menyewa sekitar 8.000 menara.
Mengacu ke laporan keuangan 30 Juni 2012, EXCL memiliki beban sekitar Rp 392,61 miliar untuk perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur jaringan. Ada pula beban senilai Rp 14,27 miliar untuk perbaikan dan pemeliharaan bukan infrastruktur jaringan.
Perusahaan ini juga perlu menjual menara telekomunikasi karena ingin fokus ke bisnis inti. Oleh karena itu, Hasnul menyatakan, menara tersebut lebih baik dijual kepada pihak lain yang lebih ahli sehingga kualitas pelayanannya juga bisa meningkat.
Namun demikian, manajemen EXCL tidak mematok target waktu penjualan menara tersebut. EXCL akan melepas menara kepada investor jika harganya cocok.
Sebelumnya, tiga emiten yang bergerak di bisnis penyedia menara dikabarkan mengincar menara milik EXCL. Ketiga perusahaan itu adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Sebagai gambaran, pada 2008 silam, EXCL juga pernah berkeinginan menjual menara miliknya tetapi tersandung krisis ekonomi global yang menghantam nilai tukar rupiah dan kemampuan membeli perusahaan penawar. Kala itu, Moratel telah keluar menjadi pemenang untuk aset yang ditawarkan.
Pengamat pasar modal Jimmy Dimas Wahyu mengatakan, penjualan menara akan berdampak positif bagi kinerja EXCL. Selain bisa menekan biaya pemeliharaan, manajemen EXCL akan mendapatkan tambahan dana dari hasil penjualan menara tersebut. "Di samping itu, penjualan ini bisa saja digunakan untuk persiapan masuk 4G (generasi keempat)," ujar dia.
Langkah EXCL juga akan membawa sentimen positif bagi pergerakan saham emiten ini. Investor diperkirakan akan masuk karena kinerja EXCL semakin kuat.
Di sisi lain, pemain sektor telekomunikasi, termasuk EXCL, hingga akhir tahun akan terbantu oleh lonjakan trafik telekomunikasi semasa liburan dan juga kemungkinan adanya aksi window dressing. "Selama harganya di atas Rp 6.500 per saham, EXCL masih uptrend, tutur Jimmy.
Harga saham EXCL pada perdagangan Jumat (28/9) pekan lalu menguat 0,76% menjadi Rp 6.650 per saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar