Kamis, 18 Agustus 2011

Operator telekom diramal menyusut


JAKARTA: Jumlah operator telekomunikasi di Indonesia diperkirakan bakal mengalami penyusutan sekitar 2 tahun ke depan, bersamaan dengan tren konvergensi layanan yang mendorong terjadinya konsolidasi antaroperator.

Presiden Direktur Bakrie Telekom Anindya Novyan Bakrie mengatakan layanan telekomunikasi di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan terjadinya penggabungan berbagai platform.

Menurut dia, penyediaan layanan yang mengarah pada konvergensi tersebut membutuhkan investasi sangat besar, di mana hal itu dinilai menjadi kendala utama di tengah persaingan sebanyak 11 operator yang makin ketat dalam penyediaan layanan berkualitas, dengan harga murah.

Dia menambahkan kondisi tersebut ditengarai bakal mendorong operator untuk memfokuskan aktivitas bisnisnya pada layanan-layanan tertentu, guna memenuhi kebutuhan ekspansi layanan dan mempertahankan pelanggan.

Dalam hal ini, operator-operator dengan fokus bisnis yang sama dimungkinkan untuk dapat melakukan konsolidasi, sebagai langkah memperkuat modal, sekaligus memperluas pasar dan jaringan pelayanan.

"Perkembangan telekomunikasi sangat pesat, dengan jumlah operator sangat banyak dan persaingan ketat. Saya pikir sekitar 2 tahun ke depan akan terjadi konsolidasi antaroperator untuk meningkatkan efisiensi dengan jumlah paling banyak menjadi sekitar 5 operator saja," ujarnya kepada Bisnis pekan lalu.

Hingga kini, jumlah pelanggan layanan selular di Indonesia sudah mencapai sekitar 200 juta orang, sedangkan pelanggan layanan data sekitar 50 juta orang, di mana sebagian besar pelanggan layanan data mengakses Internet lewat handphone.

Dalam hal ini, tantangan terhadap kebutuhan modernisasi jaringan ke depan bakal menjadi kewajiban yang harus dipenuhi untuk tetap dapat mendistribusikan layanan kepada pelanggan, sekaligus menjadi faktor pendorong terjadinya konsolidasi antaroperator.

Vice President Ericsson Indonesia Rustam Effendie menuturkan perkembangan konvergensi layanan dari penggabungan antarplatform telah mendorong peningkatan kebutuhan terhadap penyediaan bandwitdh yang lebih besar.

Namun, ketersediaan spektrum frekuensi yang terbatas cenderung menjadi kendala tersendiri bagi operator untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga dibutuhkan solusi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

Di sini, modernisasi jaringan dinilai menjadi solusi yang dapat dilakukan bersamaan dengan perkembangan teknologi yang mengarah pada generasi keempat (4G) seperti Long Term Evolution (LTE), di mana memiliki kapasitas lebih besar.

Modernisasi jaringan tersebut antara lain dapat dilakukan dengan mengembangkan BTS untuk mengakomodir berbagai teknologi (multiteknologi), sekaligus merupakan langkah efisiensi biaya dan energi, serta memudahkan perawatan.

Selain itu, dia menambahkan pengembangan BTS yang dilakukan tersebut juga memungkinkan untuk dapat terjadinya sharing di antara operator satu dengan operator lain, baik dari sisi sumberdaya maupun infrastruktur.

"Single BTS untuk multiteknologi akan lebih murah dari sisi investasi, energi, dan perawatan. Secara teknologi, satu BTS untuk sharing resource [sumberdaya] dua operator dapat dilakukan dengan kombinasi sistem antena agar lebih optimal," katanya.

GM Network Plan & Control Telkomsel Aris Setyo Utomo menyatakan tren pemanfaatan layanan data dalam masyarakat terus meningkat, di mana saat ini ditengarai telah menjadi bagian bisnis terbesar operator telekomunikasi.

Kondisi tersebut dinilai telah menuntut dilakukannya modernisasi jaringan untuk mengakomodir kebutuhan kapasitas yang semakin besar, akibat peningkatan trafik dari lonjakan jumlah pelanggan, serta peningkatan kebutuhan bandwitdh dari konvergensi.

Dalam hal ini, Telkomsel telah melakukan modernisasi jaringan menjadi all IP based (semua berbasis IP), sedangkan dari sisi radio access telah menggunakan pita lebar (broadband), dengan BTS yang juga akan dikembangkan menjadi multiteknologi yang dapat mengakomodir berbagai teknologi, seperti 2G, 3G, hingga LTE.

"Kami sudah memiliki rencana modernisasi jaringan yang tertuang dalam Roadmap 2014. Kebijakan tower sharing memungkinkan dilakukannya kerja sama dengan operator lain, termasuk sharing resource dan infrastruktur. Telkomsel juga masih mengkaji kemungkinan sharing dengan operator lain," terangnya. (ea)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar