Rabu, 03 Agustus 2011

Tower Bersama Gandeng Perusahaan India

 
Ilustrasi. Foto: Corbis
JAKARTA - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi yang berbasis di India, yaitu Vihan Networks Ltd (VNL) untuk penyediaan solusi infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Chief Executive Officer TBIG, Hardi Wijaya liong, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (5/4/2011).

Hardi menjelaskan, solusi infrastruktur dan pelayanan baru yang akan diperkenalkan TBIG dan VNL ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada operator telekomunikasi dan juga masyarakat luas.

Di mana melalui penyediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi dengan teknologi VNL yang berbasis GSM, tenaga Surya, dan Broadband akan dapat menjangkau daerah-daerah di Indonesia dengan biaya yang lebih rendah dan tingkat efisiensi yang lebih tinggi.

"Penggabungan teknologi yang sudah ada dengan teknologi VNL yang berbiaya rendah secara keseluruhan (low total cost of ownership) memungkinkan secara komersial bagi operator telekomunikasi untuk meningkatkan jangkauan telekomunikasi mereka ke daerah-daerah yang sebelumnya sulit dilakukan karena faktor-faktor teknis telekomunikasi, inefisiensi dan biaya tinggi ataupun ketiadaan listrik di daerah-daerah tersebut," jelas Hardi.

Kerja sama ini diharapkan dapat mewujudkan dan mendorong semakin banyak masyarakat luas hingga wilayah pedesaan dapat berinteraksi dan berkomunikasi guna meningkatkan perekonomian daerah.

Chairman VNL Rajiv Mehrota menilai, Indonesia sangat cocok menggunakan solusi teknologi VNL dalam meningkatkan jaringan telekomunikasi yang merata hingga ke wilayah pedesaan.

"Indonesia dan India mempunyai banyak persamaan dalam kebutuhan jangkauan telekomunikasi karena banyaknya persamaan dalam kebutuhan jangakauan telekomunikasi karena banyaknya wilayah berkarateristik rural di kedua negara ini. Kami banyak menggunakan teknologi ini di India yang memberi banyak keuntungan bagi perusahaan teknologi di sana," ungkap Rajiv.

Menurutnya, hampir setengah populasi dunia hingga di daerah pedesaan dan setengah dari poulasi tersebut melakukan berbagai aktivitas mereka tanpa listrik sedangkan untuk mengoperasikan BTS setiap operator membutuhkan daya dua ribu watt.

Dengan dukungan para ahli serta perangkat dan teknologi, VNL hanya membutuhkan 400 watt dan dilengkapi oleh infrastruktur dan jasa solusi yang mana akan mengakibatkan masalah ini akan dapat dengan mudah terselesaikan.

Intinya, operator telekomunikasi kini memiliki cara untuk memberikan layanan telekomunikasi yang efisiean bagi masyrakat hingga tingkat pedesaan di negara berkembang dengan tetap memberikan keuntungan bagi perusahaan penyedia jasa.
(ade)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar