Kamis, 12 Maret 2015

Pemegang Saham Setujui Tower Bersama Ambil Alih Tower Telkom

 Rabu, 04 Maret 2015 - 16:06:20 WIB
Pemegang Saham Setujui Tower Bersama Ambil Alih Tower Telkom
Diposting oleh : Redaksi
Kategori: NEWS - Dibaca: 136 kali

MAJALAH ICT - Jakarta. Para pemegang saham PT Tower Bersama Infrastruktur Group Tbk (Tower Bersama) menyetujui langkah perseroan untuk mengambil tower-tower PTTelekomunikasi Indonesia(Telkom). Persetujuan itu didapat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Persetujuan ini merupakan langkah lanjutan setelah pada Oktober 2014 lalu telah ditandatangani perjanjian dengan Telkom. Dalam perjanjian itu, Telkom akan mendapatkan saham baru Tower bersama yang akan ditukarkan dengan saham Telkom di PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). RUPSLB sendiri telah menyetujui rencana penerbitan saham baru Perseroan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. 
"Penerbitan saham baru itu berjumlah maksimal 479.652.619 saham baru atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh," kata CFO TBIG Helmy Yusman Santoso di Jakarta. Ditambahkannya, pemegang saham juga telah memberikan persetujuan untuk mengalihkan 53.294.736 saham treasury pada harga menurut ketentuan yang berlaku. 
"Selain kepemilikan saham di TBIG, Telkom akan menerima tambahan pembayaran kas sampai maksimum sebesar Rp 1.739 miliar apabila Mitratel dapat mencapai target pencapaian tertentu yang telah disetujui. Persetujuan untuk penerbitan saham baru dan pengalihan saham treasury dilakukan untuk penyelesaian transaksi Mitratel. Apabila Telkom melaksanakan opsi untuk mengijinkan TBIG memiliki 100 persen kepemilikan di Mitratel, Telkom akan memiliki sekitar 13,7 persen modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan," kata Helmy.
Sebagaimana diketahui, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) telah melakukan penandatanganan transaksi dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG atau Tower Bersama) untuk mengakuisisi sampai dengan 13.7% kepemilikan di TBIG setelah peningkatan modal melalui penerbitan saham baru, yang ditukar dengan saham Telkom di PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) sebesar 49% saham.
Mitratel merupakan anak perusahaan yang bergerak di bidang menara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Telkom. Sebagai tahap awal transaksi, 49% saham di Mitratel yang ditukar setara dengan paling banyak 290 juta saham baru di TBIG, atau sekitar 5.7% dari modal saham di TBIG yang telah ditingkatkan melalui penerbitan saham baru.
Melalui transaksi ini, TBIG akan mendapatkan kuasa manajemen atas Mitratel dan akan mengkonsolidasi keuangan Mitratel. Dalam jangka waktu 2 tahun, Telkom memiliki opsi untuk menukarkan sisa 51% kepemilikan saham di Mitratel yang setara dengan 473 juta saham baru di TBIG. Dengan demikian, kepemilikan Telkom di TBIG akan mencapai 13.7% setelah peningkatan modal melalui penerbitan saham baru. Jumlah transaksi ini sudah termasuk potensi pembayaran yang ditangguhkan dan penyesuaian pada saat penutupan yaitu sebesar 11.065 milyar rupiah(setara dengan USD 904 juta).
Sektor menara merupakan sektor bisnis yang potensial dengan pertumbuhan yang tinggi. Telkom ingin mendapatkan manfaat melalui investasi di sektor tersebut dan hal ini dapat diwujudkan melalui kepemilikan yang signifikan di TBIG. Melalui kerjasama dengan TBIG ini diharapkan akan terjadi peningkatan tenancy ratio dari menara yang dimiliki Mitratel sehingga akan memberikan manfaat bagi industri menara secara keseluruhan. Di masa yang akan datang, Telkom bermaksud untuk meningkatkan kepemilikannya di TBIG dengan tetap memastikan bahwa TBIG adalah operator menara yang independen.
Dengan telah ditandatanganinya perjanjian kerjasama ini, kedua belah pihak percaya bahwa aksi korporasi ini adalah sebuah tahapan penting untuk mencapai tujuan strategis perusahaan. Transaksi ini masih menunggu persetujuan pemegang saham TBIG dan pemenuhan terhadap persyaratan penutupan transaksi. Di dalam transaksi ini Barclays bertindak sebagai penasehat keuangan eksklusif untuk Telkom.
Keputusan Telkom untuk melakukan kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari kajian strategis terhadap pilihan yang ada. Dari hasil kajian tersebut, Telkom menyimpulkan bahwa kerjasama strategis dengan TBIG, sebuah perusahaan menara independen yang berpengalaman dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, merupakan pilihan terbaik agar Telkom dapat meningkatkan nilai dan mengambil manfaat dari aset menara yang dimiliki.
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menilai bahwa penjualan anak usaha PT Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) kepada PT Tower Bersama Infrastructure, berpotensi merugikan negara. Hal itu, katanya, karena transaksi yang dilakukan adalah non tunai.
Menurut Fitra sebagaimana disampaikan Direktur Investigasi dan Advokasi Fitra Uchok Sky Khadafi, kerugian negara dapat disebabkan karena pembayaran bukan tunai, dimana Tower bersama membayar Telkom dengan menerbitkan saham baru senilai Rp.7.972 per saham. "Telkom berisiko menderita kerugian bila harga saham jatuh di bawah Rp.7.972. Karena gejolak pasar saham, tidak ada seorang pun yang dapat menjamin bahwa harga saham akan naik atau turun. Jadi transaksi ini sangat berisiko," yakinnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar