Kamis, 12 Maret 2015

Vandalisme Site Telkomsel Hilangkan Jaringan Komunikasi

Vandalisme Site Telkomsel Hilangkan Jaringan Komunikasi

Written by  | 07/14/2014 |0

Catatan: Haslan M Tambunan
BTS kepanjangan dari Base Transceiver Station. Kita pasti sering mendengar kata ‘BTS’ ketika membicarakan tentang telekomunikasi.
bts-tselBTS merupakan suatu elemen dalam jaringan seluler (Cell Network) yang berperan penting sebagai pemancar dan penerima sinyal dari handphone (seluler) pengguna (MS/Mobile Station).
BTS secara umum berbentuk menara atau sering disebut tower pemancar dengan ketinggian bervariasi antara 40 – 75 meter menyesuaikan kondisi geografis dan luas jangkauan jaringan yang dituju.
Dalam suatu area BTS, secara umum terdiri atas: menara pemancar segi empat (ada pula yang berbentuk segitiga / triangle), antena pemancar, kabel – kabel dan sebuah shelter (berbentuk seperti rumah-rumahan di bawah tower).
BTS mempunyai peranan yang sangat besar dalam topologi jaringan provider telekomunikasi. Oleh karena itu, tidak heran jika provider menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk membuat, mengelola dan memperbaiki satu BTS.
Vandalisme Site Telekomunikasi
Mungkin di era sekarang ini, teknologi mobile sudah tidak asing lagi. Mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua sudah mengenal apa itu handphone (seluler). Atau bahkan mereka sudah tidak dapat dipisahkan lagi dengan yang namanya handphone.
Akses komunikasi handphone itu akan baik bila terhubung dengan jangkauan jaringan BTS. Voice (percakapan), pengiriman SMS (Short Masage Service) atau yang trend saat ini layanan Data (Internet) pasti akan lancar tanpa hambatan Tapi, bagaimana jika tidak?
Kondisi itu sudah pasti akan meresahkan penggunanya (pelanggan operator seluler). Bahkan, konsumen handphone itu akan menyalahkan provider telekomunikasi yang tak becus menyediakan layanan jaringan di site BTS.
PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler), provider telekomunikasi terbesar di Indonesia, akan menyikapi persoalan terputusnya atau menghilangnya jaringan telekomunikasi di handphone pelanggannya.
GM ICT Operation Region Sumbagut Telkomsel, Awal R Chalik mengungkapkan, dalam mengoperasionalkan site BTS membutuhkan aliran listrik yang baik. Tanpa adanya pasokan listrik, dipastikan layanan jaringan akan terganggu. Selama ini, pasokan listrik disuplay oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara).
Namun, akhir-akhir ini seperti halnya di wilayah Sumbagut meliputi Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh pasokan listrik dari PLN mengalami defisit. “Bukan hanya masyarakat yang merasahkannya, juga kami (Telkomsel) pada area BTS mengalami terkendala dalam melayani pelanggan,” ujar Awal.
Menurut Awal, kurangnya pasokan listrik salah satu penyebab putusnya layanan Telkomsel, baik data, voice dan SMS. “Aliran listrik yang padam pada site BTS akan memutus layanan jaringan ke pelanggan. Ini yang harus dipahami pelanggan,” ujarnya.
Namun demikian, pihaknya dalam mengantisipasi defisit listrik pada BTS, menyediakan tambahan perangkat pada site tersebut, berupa baterai, agar performa jaringan tetap stabil melayani pelanggan ketika aliran listrik padam. “Rangkaian baterai sudah diset secara otomatis ketika terjadi pemadaman listrik di areal site Telkomsel,” ujarnya.
Awal R Chalik menambahkan, keberlangsungan operasional perangkat baterai sebagai pengganti suplay lsitrik pada BTS tak bertahan lama. Hal itu disebabkan maraknya aksi vandalisme (pencurian). “Pencurian aset telekomunikasi pada BTS seperti baterai masih sering terjadi. Hal itu dialami Telkomsel dan telah merugikan perusahaan dan pelanggan khususnya,” ujarnya.
Bukan hanya persoalan itu saja yang memutuskan jaringan site Telkomsel. Pencurian perangkat kabel feeder juga mempengaruhi aktifitas jaringan pada site Telkomsel. Kabel feeder itu memiliki peran penting sebagai media transmisi perangkat BTS, agar sinyal yang dipancarkan melalui antena dapat terhubung dengan baik pada BTS.
“Yang kerap jadi sasaran vandalisme (pencurian) site telekomunikasi adalah baterai dan kabel feeder. Karena memiliki nilai jual yang menggiurkan,” kata Awal R Chalik.
Menurutnya, perangkat yang dominan dicuri itu sangat strategis dalam mengoperasional tower Telkomsel. “Perangkat baterai sebagai pengganti suplay listrik ketika terjadi pemadaman oleh PLN. Sementara, kabel feeder merupakan penyambung jaringan komunikasi pelanggan,” ujarnya.
Vandalisme terhadap aset Tekomsel cukup merugikan banyak pihak. “Bukan hanya Telkomsel yang dirugikan atas vandalisme, juga pelanggan setia kami menjadi korban dengan terputusnya jaringan komunikasi di sekitar BTS yang mengalami vandalisme,” ucapnya.
Untuk mengantisipasi pencegahan vandalisme pada aset telkomunikasi, Telkomsel telah melakukan peningkatan pengamanan perangkat BTS.
“Perangkat tower yang diperkuat pengamananya pada rack baterai, bunker baterai dan pelindung kabel feeder. Tujuannya untuk memperkecil sekaligus mempersulit pelaku vandalisme,” tambah Awal R Chalik.
Langkah ini diperbuat pada site Telkomsel yang rawan aksi vandalisme. Selain memperkuat di sisi internal, pengamanan site Telkomsel di sisi eksternal juga lebih ditingkatkan, dengan menjalin kerjasama dengan aparat hukum dan melibatkan masyarakat di sekitar site Telkomsel untuk berperan aktif dalam memberikan informasi dan menjaga aset telekomunikasi milik negera ini.
“Karena Telkomsel adalah satu-satunya aset milik pemerintah Paling Indonesia, yang patut dijaga oleh semua elemen masyarakat,” ucapnya.
Telkomsel mencatat jumlah kasus vandalisme aset telekomunikasi milik Telkomsel kian bertambah. Untuk wilayah Sumbagut saja sepanjang tahun 2013 terdapat 41 kasus vandalisme yang dominan terjadi di wilayah Deli Serdang, Aceh Timur, Langkat. “Dan hingga Mei 2014, sudah terdapat 9 kasus vandalisme yang dominan terjadi di wilayah Langkat, Medan Kota, Deli Serdang,” ujarnya.
Imbas vandalisme ini cukup merugikan banyak pihak. “Selain perusahaan, juga mengganggu kenyamanan pelanggan dalam berkomunikasi. Akibat vandalisme site Telkomsel, terputus atau hilangnya jaringan komunikasi di sekitar site tersebut,” ucapnya.
Sebagai perusahaan jasa telekomunikasi seluler terbesar Indonesia, dalam menekan aksi vandalisme site Telkomsel telah melakukan berbagai upaya untuk menyelematkan asetnya. Termasuk dengan melakukan kerjasama dengan aparat penegak hukum Kepolisian.
Bahkan dari aspek regulatory, Telkomsel tetap patuh mengikuti aturan yang berlaku terutama dalam pembayaran retribusi tower Telkomsel. “Telkomsel mengharapkan bentuk kepatuhan yang dilakukan juga bisa berdampak pada turut dijaganya aset Telkomsel dari tindakan vandalisme,” ucapnya.
Awal R Chalik kembali berharap, selain kerjasama dari aparat hukum, juga peran dari masyarakat untuk membantu Telkomsel dalam memberikan informasi terjadi vandalism aset telekomunikasi. “Agar kenyamanan komunikasi pelanggan tetap berjalan dengan baik dan lancar,” harapnya. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar