Rabu, 27 Juli 2011

Ekspansi Bisnis | Pendapatan Terbesar PT Tower Bersama Infrastructure Tbk Berasal dari Telkom Pengelola Tower Bidik Aset Operator


Tooltip
dok
Tower Bersama mengincar sejumlah menara telekomunikasi milik PT XL Axiata Tbk dan PT Indosat Tbk.
JAKARTA – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk berminat untuk mengakuisisi 7.000 menara (tower) telekomunikasi yang ditawarkan oleh perusahaan telekomunikasi seperti PT XL Axiata Tbk dan PT Indosat Tbk. Hal ini didukung oleh kondisi keuangan perusahaan pemilik menara yang saat ini masih memiliki kas internal 880 miliar rupiah dan juga fasilitas pinjaman sebesar 2 miliar dollar AS.

Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengatakan pihaknya tidak mengalami kendala pendanaan untuk akuisisi karena saat ini perseroan masih memiliki leverage ratio sebesar 2,1 kali. Saat ini, perseroan masih menunggu komitmen dari Xl Axiata yang telah disampaikannya dua tahun lalu terkait rencana penjualan tersebut.

"Untuk growth Tower Bersama secara pertumbuhan organik dan melalui akuisisi baik terhadap menara. Apabila Xl Axiata berkomitmen menjual tower tersebut, maka kita ikut berpartisipasi," kata Helmy Yusman Santosodi Jakarta, Rabu (18/5).

Helmy mengatakan perseroan akan lebih ekspansif lagi untuk melakukan pembangunan menara telekomunikasi. Saat ini, kemampuan atau kapasitas perseroan untuk membangun menara hingga mencapai lebih dari 500 unit per kuartal, yang setiap kuartalnya perseroan menargetkan dapat menyelesaikan pembangunan 300-400 menara.

"Untuk belanja modal kita akan habiskan hingga mencapai 120 juta dollar AS. Tiap kuartalnya kami targetkan 300-400 tower dan kapasitas perseroan saat ini mencapai 500 unit tower per kuartalnya," katanya.

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, perseroan telah menyelesaikan pembangunan 356 tower. Masih ada lebih dari 500 tower yang siap dibangun perseroan hingga akhir tahun 2011. Perseroan optimistis industri infrastruktur telekomunikasi terus berkembang, yang pada akhirnya memberi kontribusi pendapatan perseroan ke depan.

Sebelumnya, perseroan telah menargetkan pengguna BTS atau menara pemancar sinyal mencapai 6.200 penyewa. Saat ini, perseroan memiliki 5.085 penyewa. Perseroan mematok harga sewa menara pemancar untuk satu bulannya mencapai 15-17 juta per operator.

Sumber Pendapatan

Helmy mengaku pendapatan utama perseroan saat ini disumbang dari perusahaan telekomunikasi. Telkom Group menyumbang 48,4 persen pendapatan usaha dan sisanya dari seluruh perusahaan telekomunikasi. Sebelumnya, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar 671,4 miliar rupiah dan laba bersih sebesar 326,7 miliar rupiah pada 2010.

“Saat ini, kontribusi terbesar pendapatan perseroan berasal dari Telkom Grup, dalam hal ini Telkomsel dan Flexi,” ungkapnya. Tahun ini, perseroan menerima permintaan pembangunan tower terutama berasal dari Grup Telkom yang mencapai 70 persen, sedangkan sisanya sebesar 30 persen dari PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata Tbk.

Perseroan telah merealisasikan belanja modal sebesar 30 juta dollar AS pada kuartal pertama 2011, dengan total belanja modal mencapai 120 juta dollar AS pada 2011.

“Rencananya perseroan akan mengganggarkan dana belanja modal sebesar 35 hingga 40 juta dollar AS pada kuartal kedua 2011 ini,” ulasnya.

Pada kesempatan terpisah, analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Teuku Hendry Andrian, memperkirakan kinerja Tower Bersama akan meningkat seiring dengan masih pesatnya pertumbuhan industri telekomunikasi sebab bisnis infrastruktur telekomunikasi sangat ditentukan oleh perkembangan bisnis telekomunikasi.

“Perkembangan bisnis infrastruktur perkembangannya akan sejalan sengan perkembangan bisnis telekomunikasi, dalam hal ini operator telekomunikasi,” katanya. cas/E-11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar