Rabu, 27 Juli 2011

Kriteria Penentuan Penempatan Lokasi Menara Bersama

July 10, 2011 
Untuk menghitung kebutuhan BTS ideal dalam menyediakan layanan selular dengan kecukupan traffic yang sebanding dengan potensi pelanggan dan mampu meng-cover seluruh area potensial selular di sebuah Kabupaten, maka pendekatan yang digunakan adalah menggunakan parameter :
1. jumlah penduduk di setiap Kecamatan,
2. menentukan teledensity di sebuah Kabupaten/Kota,
3. melakukan plotting posisi menara pada peta digital dengan meng-overlay seluruh kelengkapan peta digital dan
4. melakukan prediksi coverage untuk mendapatkan coverage yang paling optimal.
Beberapa asumsi :
1. Tingkat teledensitas layanan selular di Indonesia adalah misalnya berkisar di angka 30%. Adapun untuk suatu Kota/Kabupaten tertentu misalnya diasumsikan 50%.
2. Lama rata-rata panggilan atau menerima panggilan untuk setiap handphone per hari misalnya 75 mili Erlang (setara dengan 5 menit) per hari pada jam sibuk pada area urban, 67 mili Erlang (setara dengan 4 menit) pada area sub_urban dan 50 mili Erlang (setara dengan 3 menit) pada area rural.
3. Asmumsi traffic handling BTS per sector maksimal dengan 4 kanal frekuensi adalah 20,15 Erlang pada tingkat kualitas layanan (GOS, Grade of Service) = 0,02, yang berarti kegagalan panggilan hanya sebanyak 2 kali dari 100 kali panggilan). Dengan asumsi seluruh BTS menggunakan 3 sector dan total 12 kanal frekuensi mampu untuk menghandle traffic sebesar 60.45 Erlang (60.45 jam panggil/calling dan terima/called)
Kriteria dalam penentuan penempatan Menara Bersama:
1. Diprioritaskan menggunakan sarana site menara eksisting. Pemilihan menara eksisting adalah dengan mempertimbangkan pada posisi koordinatnya yang sesuai dengan konfigurasi seluruh kebutuhan BTS di daerah tersebut.
2. Kendala yang dijumpai dalam pemanfaatan Menara Eksisting sebagai Site/ Menara Bersama adalah site-site eksisting pada umumnya tidak dipersiapkan sebagai site dan Menara Bersama.
3. Lingkungan area site yang sempit dapat disolusikan dengan pembuatan bangunan bertingkat untuk menampung perangkat 3 Telco operator.
4. Menara-menara bisa dilakukan penguatan atau membangun menara baru yang dipersiapkan untuk mampu menampung 2 atau 3 Telco operator.
5. Mengidentikasi area-area residential, mobilitas penduduk (jalan utama/kolektor/ lokal), pusat bisnis, pusat pemerintahan dan area fasilitas publik (area wisata, sekolah, taman kota dan lain-lain) yang belum ter-cover oleh BTS eksisting
6. Mengidentifikasi area Kecamatan yang memiliki potensi trafic tinggi (yang setara dengan jumlah penduduk yang padat) dan belum seimbang dengan ketersediaan BTS eksisting sehingga perlu tambahan BTS-BTS baru yang akan nantinya dipersiapkan sebagai Menara Bersama
7. Meletakkan site-site untuk BTS baru (menara terpadu) pada area yang memenuhi kriteria poin 3 dan 4.
8. Penempatan Menara Bersama di pinggir jalan, di dataran yang lebih tinggi dari area sekitar lingkungan coverage dari BTS dan sudut sectoral yang lebar untuk meng-cover tiga arah terhadap area clutter yang dikehendaki.
9. Melakukan BTS coverage prediction analysis untuk mendapatkan informasi coverage area dari sebuah BTS dan dari konfigurasi seluruh BTS yang berada di titik menara terpadu.
10. Melakukan koreksi dan pergeseran titik menara guna mendapatkan coverage yang optimal
11. Melakukan penambahan zona-zona menara jika masih ada area potensial dan kapasitas trafik yang masih belum tercover, karena adanya halangan dari pola terrain bumi (banyak terjadi pada daerah pegunungan) maupun gedung tinggi (banyak terjadi di perkotaan).
Dengan menggunakan kriteria di atas selanjutnya dilakukan plotting titik menara yang akan datang pada software GIS dan menggunakan digital map yang lengkap yang terdiri atas :
1. Peta kontur, untuk mendapatkan pola 3 dimensi permukaan bumi
2. Peta landuse, untuk mendapatkan informasi tata guna lahan, penyebaran area residential, industri, pusat bisnis, agriculture dan lainnya
3. Peta vector, untuk mendapatkan informasi jalan utama, jalan kolektor, jalan lokal dan lainnya. Sehingga akan diperoleh pola mobilitas penduduk.
Berdasarkan asumsi-asumsi dan kriteria-kriteria diatas, maka kebutuhan menara ideal di setiap kecamatan di suatu Kota/Kabupaten dapat dihitung.
(syeh.assery@undip.ac.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar