Senin, 16 Desember 2013

KAB.TUBAN-Puting Beliung Robohkan Tower dan Timpa Gedung Sekolah

KAB.TUBAN-Puting Beliung Robohkan Tower dan Timpa Gedung Sekolah
Jumat, 14 Januari 2011

Tuban-Proses belajar mengajar di Lembaga Pendidikan Maarif 45 Tambakboyo dipastikan terganggu. Pasalnya sejumlah gedung milik lembaga pendidikan itu tertimpa tower milik telkomsel yang diterjang puting beliung, Rabu (12/1). Akibatnya, tiga ruang untuk perpustakaan, koperasi, laboratorium, ruang kepala sekolah dan ruang guru itu rusak berat. “Ruangan itu harus dibongkar total, karena sudah tidak bisa diperbaiki lagi akibat tertimpa tower telkomsel,” terang Ketua Lembaga Pendidikan Maarif 45 Tambakboyo H Maftuh.
Hasil perhitungan sementara pihak pengurus, akibat robohnya tower dan menimpa gedung pendidikan di Desa Pabean, Kecamatan Tambakboyo itu kerugiannya ditaksir lebih dari Rp 600 juta. Selain beberapa ruangan itu, yang paling disesali pihak sekolah adalah rusaknya raport, buku perpustakaan dan ijazah milik siswa SMP mulai kelas 7 hingga kelas 10. “Putingb beliung itu disertai hujan deras. Sehingga hujang langsung membasahi barang-barang yang ada di dalam gedung yang tertimpa tower itu,” tambah Kepala SMP Islam 45, Wasiat Fahrudin Robert.
Raport itu, lanjut Wasiat barus saja dikembalikan para siswa. Mengetahui semua raport siswa basah terkena air hujan dan sebagian malah rusak tertimpa reruntuhan tower, para guru dan walik kelas banyak yang menangis. ” Raport itu harus mengganti yang baru, entah kapan bisa selesai,” tambah Wasiat.
Pihak telkomsel, lanjutnya, harus bertanggung jawab penuh atas musibah itu. Setelah kejadian itu pihak sekolah langsung menguhubungi telkomsel. Dan sejuml petugas dari telkomsel Jatim, Bojonegoro maupun Tuban sendiri sudah melihat langsung kejadiann tersebut. “Tadi kami sudah melakukan pertemuan dengan pihak telkomsel, namun, masih belum ada kata sepakat,” tambah Wasiat.
Semula pertemuan dilakukan di salah satu gedung sekolah antara pengurus dan telkomsel. Namun, akhirnya pertemuan itu dilanjutkan di Mapolsek Tambakboyo. Yang sudah disepakati antara pihak telkomsel dengan pengurus, yakni, pengurus diminta menghitung semua kerugian akibat robohnya towe itu. “Kami diminta membuat proposal untuk mengajukan ganti rugi. Namun, belum ada kepastian apakah pihak telkomsel mengganti semua atau tidak,” tandas Wasiat.
Sebetulnya, perkiraan kerugian Rp 600 juta itu hanya pada gedung dan perkakas lainnya. Kerugian immaterial masih belum ditentukan, seperti membuat raport baru dan pengurusan ijazah milik siswa yang rusak dan tidak bisa digunakan lagi. “Kalau mengganti kerugian materiil itu mudah, lalu kerugian immateriil bagaimana,” terang Wasiat dengan nada tanya.
Selain itu, pihaknya kini juga tengah memikirkan ruang guru sementara. Karena ruang guru rusak dan tidak bisa digunakan, sehingga, harus dicarikan penggantinya meski untuk sementara sampai ruang itu selesai diperbaiki. “Masak saat menunggu jam mengajar kita biarkan guru-guru itu menunggu di teras sekolah, kan tidak masuk akal,” tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar