Selasa, 17 Desember 2013

Smartfren Incar Lima Juta Pelanggan Baru

JAKARTA - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), emiten telekomunikasi, menargetkan lima jutapelanggan baru pada 2014. Sekitar empat juta berasal dari aktivasi bundling smartphone Andromax dan satu juta bundling dengan handset merek lokal.
Berdasarkan riset International Data Corporation (IDC) pada kuartal III, penjualan handset Andromax dari Smartfren berada di posisi kedua di Indonesia, dengan volume 339 ribu unit. Dengan demikian Andromax mengungguli penjualan BlackBerry dengan volume 330 ribu unit dan Nokia. Di posisi pertama adalah Samsung dengan penjualan 1,054 juta unit. 
Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Commercial Smartfren, mengatakan penjualan Andromax cukup baik hingga saat ini, sehingga mendorong perseroan untuk meningkatkan jumlah pengguna Andromax pada 2014. Per kuartal III tahun ini, pelanggan Smartfren tercatat 12,5 juta pengguna, dengan 5,5 juta pelanggan data.  
Menurut dia, pelanggan bundling smartphone lebih loyal sehingga tingkat churn kecil, yaitu hanya 1%. "Kami menargetkan pelanggan Andromax empat juta pada tahun depan, dengan harapan dapat mencapai target total pelanggan sebesar 15 juta pada 2014. Saat ini kami lakukan pembersihan pelanggan. Meski mereka aktivasi, percuma jika tidak menghasilkan pendapatan bagi kami," kata Djoko, usai press conference Andromax I2 dan G, Senin. 
Djoko mengatakan perseroan akan tetap bekerja sama dengan multivendor untuk memasarkan Andromax. Saat ini perseroan bekerja sama dengan vendor handset merek  Innos, HiSense, ZTE, dan Huawei. 
Menurut dia, satu vendor tidak akan cukup mampu memenuhi permintaan handset Andromax. Sebab diklaim aktivasi Andromax mencapai 10.000 unit per hari. "Dari target empat juta unit, sekitar 60% berasal dari handset HiSense, sebab merupakan vendor paling strategis sehingga  order volumenya paling banyak dan kualitas produknya bagus. Di Cina, HiSense mempunyai pangsa pasar handset cukup kuat. Kami pasti akan perkuat komitmen dengan mereka," ujarnya. 
Pada Senin, Smartfren memperluas portofolio produk Andromax dengan memperkenalkan dua seri terbaru, yakni G dan I2. Kedua seri ini masing-masing dipasarkan Rp 949 ribu dan Rp 1,45 juta per unit. Pada tahap awal perseroan menargetkan terjual 500 ribu unit untuk seri G dan 150 ribu unit untuk I2. 
Lunasi Tunggakan 
Smartfren juga telah menuntaskan pembayaran kewajiban biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi sebesar Rp 543 miliar. Pada 15 Desember lalu, perseroan telah membayar sisa BHP yang mencapai Rp 222 miliar kepada pemerintah. Sebelumnya perseroan telah membayar kewaiban BHP tahap pertama senilai Rp 321 miliar, yang jatuh tempo pada 4 Desember, . 
Dalam keterangan persnya, Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren, mengatakan pelunasan ini merupakan komitmen perseroan sebagai operator telekomunikasi di tanah air. Perseroan berupaya mematuhi regulasi yang ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai regulator. 
"Kami berkomitmen untuk mematuhi regulasi pemerintah. Kewajiban ini memang sangat besar nilainya. Namun kami tetap bisa penuhi, meskipun kondisi keuangan kami cukup ketat."
Pada 2014 perseroan menargetkan meraih laba, setelah mencatat rugi bersih Rp 1,54 triliun di kuartal III tahun ini.

Di kuartal III, Smartfren mencatat pendapatan usaha Rp 1, 7 triliun, naik 57% dari periode sama tahun lalu.  Pertumbuhan pendapatan usaha ini  didorong kenaikan pendapatan data sebesar 62% atau setara Rp 1,3 triliun. Sisanya berasal dari pendapatan suara Rp 220 miliar, serta pesan singkat (SMS) Rp 110 miliar.  Meski pendapatan naik, perseroan masih mencatat rugi bersih Rp 1,54 triliun. Sementara rugi usahanya turun 0,9% menjadi Rp 1,17 triliun.

Untuk mencapai laba pada 2014, perseroan  akan terus meningkatkan layanan telekomunikasi, terutama data. Sebab dari 12,5 juta pelanggan Smartfren, enam juta adalah  pelanggan data. Perseroan juga mendorong peluang bisnis baru lain yang belum digarap supaya dapat menjadi sumber pendapatan lain.

Merza sebelumnya mengatakan strateginya adalah mendorong peluang lain yang belum digarap, seperti digital services. Perseroan juga akan mengadopsi teknologi baru, seperti long term evolution (LTE) atau 4G. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar