Senin, 16 Desember 2013

Kadin: Penyedia menara telekomunikasi jangan semena-mena

Kadin: Penyedia menara telekomunikasi jangan semena-menaReporter : Arif Pitoyo 
Merdeka.com - Perkembangan yang pesat industri telekomunikasi di Indonesia terkendala sulitnya operator telekomunikasi mengembangkan jaringannya ke daerah.

Kesulitan yang ada antara lain sulitnya menemukan lahan untuk pembangunan BTS. Kalaupun sudah ada, maka pungutan liar baik dari pemda maupun masyarakat sekitar sangat tinggi.

Sehingga, pola menara telekomunikasi bersama yang diatur Kominfo nampaknya menjadi solusi yang paling baik guna mengatasi hal tersebut. Selain itu, menara bersama juga ikut membantu operator dalam meningkatkan penetrasinya kepada masyarakat di daerah hingga ke pelosok sekalipun.

Namun sayangnya, solusi menara bersama yang sangat bagus dan didorong Kominfo itu terganggu dengan ulah sejumlah penyedia menara yang memutus secara sepihak BTS dari operator yang bersangkutan.

Sebut saja Axis, yang terputus koneksinya di beberapa daerah padat pelanggan pada akhir September akibat adanya pemutusan sepihak fasilitas koneksi jaringan dari PT Protelindo, salah satu tower provider yang menjadi rekanan Axis.

Jumlah BTS yang diputus koneksinya tak main-main, mencapai lebih dari 400 unit yang untungnya langsung ditangani XL.

Pemutusan sepihak ini dikhawatirkan menjadi preseden buruk bila tidak diperhatikan oleh pemerintah, karena pelanggan juga lah yang akan dirugikan.

Menurut Didie Suwondho, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang TIK dan Penyiaran, mengatakan Kadin sangat menyayangkan pemutusan sinyal telekomunikasi secara sepihak karena seharusnya dibicarakan dulu business to business.

"Kepentingan masyarakat harus diutamakan, karena telekomunikasi merupakan bidang yang sangat strategis. Sudah seharusnya dilakukan kerja sama yang terintegrasi, saling tergantung, tidak saling bebas lepas, apalagi di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan seperti ini," keluhnya kepada merdeka.com, Kamis (8/11).

Menurut dia, kalau karena hal itu operator harus memiliki BTS sendiri, maka hal itu merupakan suatu kemunduran. Demi keunggulan Indonesia dan kepentingan yang lebih luas, Didien menyarankan semua pihak mencari jalan keluar terbaik dan Kadin siap memfasilitasinya.

Hal senada diungkapkan Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo Gatot S. Dewa Broto yang menyarankan agar Protelindo tidak sembarangan memutus sinyal jaringan operator karena kalau sampai timbul gangguan dan buruknya kualitas layanan telekomunikasi maka akan ikut disalahkan.
(mdk/ega)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar