Selasa, 17 Desember 2013

Sarana Menara menangkap sinyal cuan di menara baru Oleh Sofyan Nur Hidayat - Selasa, 17 Desember 2013 | 06:04 WIB


Sarana Menara menangkap sinyal cuan di menara baru
JAKARTA. Operator menara  telekomunikasi terus berekspansi untuk menyeimbangkan peningkatan permintaan dari sektor telekomunikasi. Tak terkecuali bagi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Agar kinerja kian kinclong, TOWR akan menambah ribuan menara telekomunikasi dalam dua tahun depan.
TOWR akan membangun sendiri atau akuisisi menara lewat anak usahanya PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Analis JP Morgan, Princy Singh dalam risetnya, 29 November 2013 mengatakan, bisnis operator menara masih kuat seiring peningkatan belanja modal operator halo-halo.
Analis Indo Premier Securities, William Simadiputra menambahkan, total belanja modal tiga operator seluler terbesar terus meningkat selama tiga tahun ke depan. Ini membuktikan bisnis telekomunikasi terus meningkat. "Ekspansi tersebut sejalan dengan pertumbuhan yang kuat pada penggunaan telepon seluler pintar dan internet," kata dia.
Princy memperkirakan, Protelindo bisa kembali menambah jumlah menara menjadi 12.480 unit pada 2015 dari posisi akhir tahun lalu 8.460 unit. Sedangkan, total penyewa tower akan meningkat dari 14.849  tenantdi 2012 menjadi 24.548 tenant di 2015.
Hingga kuartal III tahun ini, Protelindo telah memiliki 9.379 unit tower atau tumbuh 23,7% year on year (yoy). Sedangkan total penyewa tower mencapai 17.605, naik 32,3%.
William dalam risetnya, 12 Desember 2013 memperkirakan, jumlah tower yang dimiliki TOWR akan meningkat dari 9.915 unit pada 2012 menjadi 14.415 unit pada 2016.
Ekspansi ini akan meningkatkan laba sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) TOWR, rata-rata selama tiga tahun ke depan sebesar 15,9%.
Analis Ciptadana Securities, Triwira Tjandra mengatakan,  hasil ekspansi TOWR baru berimbas positif dalam dua tahun-tiga tahun ke depan. Dia yakin, pendapatan dan laba bersih TOWR bisa tumbuh dua digit.
Namun, TOWR juga harus berhati-hati mengatur biaya agar tak terlalu tinggi. Maklum, dana ekspansi TOWR berasal dari pinjaman.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada juga menilai, tingkat utang TOWR cukup besar. Sampai kuartal III tahun ini, liabilitas TOWR mencapai Rp 11,76 triliun.
Reza menambahkan, sejatinya kondisi ini tak akan berdampak buruk. Asal, TOWR mampu menjaga program restrukturisasi utang berjalan dan menyeimbangkan dengan hasil pendapatan. Namun, saat ini, bisnis operator tengah melambat karena tingkat persaingan yang ketat.
Reza bilang, persaingan antar operator justru menguntungkan emiten menara lantaran operator akan berlomba menambah jumlah base tranciver station (BTS) untuk meningkatkan layanan.
William memperkirakan, pendapatan TOWR di 2013 akan sebesar Rp 3,07 triliun dan akan naik menjadi Rp 3,61 triliun di 2014. Sedangkan, laba bersih tahun ini ditaksir sebesar Rp 118 miliar dan akan naik menjadi Rp 994 miliar di 2014.  Ia pun merekomendasikan buy saham TOWR dengan target harga Rp 3.050.
Princy menyarankan overweight saham TOWR dengan target harga di Rp 2.700. Adapun, Reza merekomendasikan hold saham TOWR dengan target harga Rp 2.800. Harga TOWR stagnan di Rp 2.675 per saham, kemarin.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar